Minggu, 15 Januari 2017

Gaya Dan Berat Benda

Dalam fisika, gaya dapat menyebabkan sebuah benda dengan massa berubah, baik dalam bentuk gerakan, arah, dan konstruksi geometris. Dengan kata lain, gaya dapat menyebabkan benda dengan massa untuk mengubah kecepatannya tertentu termasuk pindah dari yang lain, atau mempercepat, atau untuk merusak. Memiliki gaya yang besar dan arah, sehingga merupakan besaran vektor. Satuan SI yang digunakan untuk mengukur gaya adalah Newton dilambangkan dengan N. Gaya itu sendiri ditandai dengan simbol F.
http://www.dosenpendidikan.com Hukum kedua Newton menyatakan bahwa gaya total yang bekerja pada suatu benda sama dengan kecepatan pada saat perubahan momentum dengan waktu. Jika massa benda konstan, maka hukum ini menyatakan bahwa percepatan suatu benda berbanding lurus dengan gaya yang bekerja pada objek dan arahnya juga sejalan dengan gaya, menyatakan dengan,\ Vec {F} = m \ vec {a}.
Konsep yang berkaitan dengan gaya meliputi: drag, yang mengurangi kecepatan, torsi yang menyebabkan perubahan kecepatan rotasi benda. Dalam sebuah objek diperpanjang, setiap bagian dari gaya objek penerima, memaksa distribusi masing-masing bagian disebut regangan. Tekanan adalah strain yang sederhana. Regangan biasanya menyebabkan deformasi benda padat, atau aliran cairan.
gaya gerak benda
gaya gerak benda

Pengertian Gaya Dan Gerak Benda

Gaya mengakibatkan perubahan dalam objek. Dengan kata lain, gaya dapat mempengaruhi objek. Pengaruh gaya pada obyek adalah sebagai berikut.
  • Gaya dapat memindahkan objek diam
  • Gaya bisa membuat benda bergerak menjadi berhenti.
  • Gaya dapat mengubah kecepatan objek.
  • Gaya dapat mengubah arah gerak tubuh.
  • Gaya dapat mengubah bentuk benda.
  • Gaya dapat mempengaruhi keadaan benda di dalam air.
1. Gaya Menggerakan Benda Diam (Objects)
Benda diam akan bergerak jika diberikan gaya. Sebagai contoh, bola akan melambung ke udara jika kita menendang. Lemari akan bergeser jika kita mendorong. Sepeda akan berjalan jika kita mendayung. Batu akan bergerak jika kita melempar. Masih banyak contoh lain yang membuktikan bahwa gaya dapat memindahkan objek stasioner.
2. Gaya Menggerakakan Tubuh
Benda yang bergerak adalah mengayuh sepeda, sepeda motor bergerak, kelereng bergulir dan sebagainya. Tubuh bergerak dapat menghentikan atau diam jika diberi gaya. Sepeda bergerak akan berhenti saat pengereman. Sepeda motor yang bergerak akan berhenti saat pengereman. Bergulir kelereng akan berhenti jika kita pegang dengan tangan atau kaki.
Sepeda dan sepeda motor rem termasuk gaya bentuk. Demikian pula, memegang kelereng dengan tangan juga termasuk bentuk gaya. Dengan demikian, gaya bisa membuat benda bergerak dalam keheningan.
3. Gaya Mengubah Gerak Kecepatan (Objects)
Perhatikan mobil yang bergerak! Jika Anda amati, kecepatan mobil tidak akan sama. Anda dapat melihatnya pada speedometer. Mobil gerak cepat dan kadang-kadang lambat kadang-kadang.
Ketika jalan sepi, pengemudi menginjak gas. Akibatnya, mobil akan pergi lebih cepat. Namun, ketika ada mobil lain di depannya, pengemudi menginjak rem. Akibatnya, mobil akan memperlambat kecepatan. Injakan gas dan pedal rem termasuk gaya bentuk. Oleh karena itu, gaya dapat mempengaruhi kecepatan objek.
4. Gaya Objek Mengubah Arah Gerak
Cobalah untuk melihat gambar di samping! Sepeda tidak hanya mampu berjalan lurus. Sepeda dapat dikemudikan ke arah yang diperlukan. Jika Anda ingin mengubah arah sepeda, kita hanya menekuk setang. Akibatnya, sepeda akan mengubah arah.
Begitu juga dengan orang-orang yang bermain bola. Bola tidak hanya bergerak dalam satu arah. Bola dapat bergerak ke segala arah. Namun, arah gerakan bola tidak dapat diubah dengan sendirinya. Arah gerakan bola harus diubah oleh pesepakbola. Anda melakukan ini dengan pos atau menendang bola. Membelokkan arah sepeda dan bola termasuk gaya bentuk. Dengan demikian, gaya dapat mengubah arah gerak tubuh.
5. Gaya Dapat Mengubah Bentuk Benda
Gaya dapat mengubah bentuk suatu objek. Cobalah untuk mengamati karet gelang!  Kemudian tarik karet gelang karet yang awalnya melingkar akan berubah saat ditarik.
Apakah Anda pernah melihat orang-orang yang memahat kayu? bentuk kayu asli dapat berubah menjadi berbagai bentuk. Ada meja, kursi, mobil, patung, dan sebagainya. Tarik karet gelang dan patung-patung kayu, termasuk bentuk gaya. Dengan demikian, jelas bahwa gaya dapat mengubah bentuk benda.
6. Gaya Dapat Mempengaruhi Keadaan benda di Dalam Air
Dalam air ada gaya yang disebut gaya tekan ke atas. Gaya ini menyebabkan objek untuk mengapung di permukaan. Benda ke dalam air akan dikenakan gaya tekan ke atas, sehingga objek muncul kembali. Itu sebabnya, ketika kita tidak akan berenang ke dasar kolam renang, tapi di permukaan air.
Namun, gaya tekan ke daerah permukaan atas dipengaruhi oleh objek. Obyek yang permukaannya lebar mendapat banyak pers gaya ke atas. Akibatnya, hal itu akan mengapung di permukaan. Obyek yang permukaannya sempit mendapat sedikit memaksa untuk menekan. Akibatnya, hal itu akan tenggelam. Ini adalah penyebab batu tenggelam ketika dilemparkan ke dalam air. Hal ini karena batu memiliki luas permukaan kecil. Keadaan benda di dalam air dipengaruhi oleh gaya tekan ke atas dan benda-benda berat.
  • Jika gaya tekan ke atas lebih besar dari berat benda, maka objek akan mengapung.
  • Jika gaya tekan yang sama ke puncak berat objek, maka objek akan mengapung.
  • Jika gaya tekan ke atas yang lebih kecil dari berat benda, maka objek akan tenggelam.

Definisi Gaya Dan Gerak Benda

A. Gaya adalah dorongan atau tarikan yang dapat mempengaruhi posisi atau bentuk benda.
Berbagai Jenis Gaya :
1. Gaya sentuh adalah gaya yang langsung pada objek,
Kekuatan otot adalah kekuatan yang diciptakan oleh otot manusia dan hewan: Contoh kekuatan otot: pemain sepak bola menendang bola, menarik gerobak sapi, dan sebagainya.
  • Gaya Gesek adalah kekuatan yang menyebabkan grit ketika dua benda bersentuhan. Gesekan dapat menyebabkan aganya hambatan. Contoh gaya gesek: Sebuah papan tulis menghapus mahasiswa, ketika kita mengerem sepeda, ketika pisau ayah mengasah dan sebagainya.
  • Gaya pegas adalah gaya yang timbul dari tarikan sejak musim semi atau per. Contoh ketahanan: Orang yang melompat-lompat di atas trampolin, karet gelang menarik, ketika kita menarik panah busur dan sebagainya.
2. Gaya tidak menyentuh gaya yang diberikan pada suatu benda, tetapi tidak menyentuh objek.
  • Gaya gravitasi adalah gaya yang timbul akibat gravitasi. Sebagai contoh: Setiap benda dilemparkan ke atas akan jatuh, buah durian akan jatuh dan sebagainya.
  • Gaya magnet adalah gaya yang ditimbulkan oleh magnet. Contoh gaya magnet: Kuku didekatkan pada magnet akan bergerak dan menempel pada magnet.
B. Pengaruh Gaya Terhadap Objek
  1. Gaya yang menyebabkan benda diam menjadi bergerak Contoh: Marbles awalnya diam dan dapat bergerak setelah disentil, meja dapat dipindahkan setelah yang pertama diam didorong dan sebagainya.
  2. Gaya penyebab benda bergerak menjadi diam Sebagai contoh: Bola mempercepat akan hidup setelah ditangkap oleh kiper
  3. Gaya dapat menyebabkan objek untuk mengubah arah Contoh: kasti bola dilemparkan ke arah dinding akan berubah arah setelah memukul dinding.
  4. Gaya dapat menyebabkan benda bergerak lebih cepat. Contoh: mobil yang bergerak lambat meningkatkan kecepatan setelah digas oleh pengemudi.
  5. Gaya dapat mengubah bentuk benda Contoh: kosong kaleng minuman akan penyok setelah diinjak keras.
Visit link Di Bawah ini untuk materi lainya :
Demikian Ulasan Tentang 100 Pengertian Gaya Dan Gerak Benda Yang Kami Persembahkan Untuk Sahabat Setia dosen pendidikan.com Semoga Dapat Menambah Wawasan Kita Semua Terimakasih 😀

Minggu, 08 Januari 2017

Hukum Ohm

Pengertian, Rumus dan Bunyi Hukum Ohm

 Dalam Ilmu Elektronika, Hukum dasar Elektronika yang wajib dipelajari dan dimengerti oleh setiap Engineer Elektronika ataupun penghobi Elektronika adalah Hukum Ohm, yaitu Hukum dasar yang menyatakan hubungan antara Arus Listrik (I), Tegangan (V) dan Hambatan (R). Hukum Ohm dalam bahasa Inggris disebut dengan “Ohm’s Laws”. Hukum Ohm pertama kali diperkenalkan oleh seorang fisikawan Jerman yang bernama Georg Simon Ohm (1789-1854) pada tahun 1825. Georg Simon Ohm mempublikasikan Hukum Ohm tersebut pada Paper yang berjudul “The Galvanic Circuit Investigated Mathematically” pada tahun 1827.

Bunyi Hukum Ohm

Pada dasarnya, bunyi dari Hukum Ohm adalah :
“Besar arus listrik (I) yang mengalir melalui sebuah penghantar atau Konduktor akan berbanding lurus dengan beda potensial / tegangan (V) yang diterapkan kepadanya dan berbanding terbalik dengan hambatannya (R)”.
Secara Matematis, Hukum Ohm dapat dirumuskan menjadi persamaan seperti dibawah ini :
V = I x R
I = V / R
R = V / I
Dimana :
V = Voltage (Beda Potensial atau Tegangan yang satuan unitnya adalah Volt (V))
I = Current (Arus Listrik yang satuan unitnya adalah Ampere (A))
R = Resistance (Hambatan atau Resistansi yang satuan unitnya adalah Ohm (Ω))
Dalam aplikasinya, Kita dapat menggunakan Teori Hukum Ohm dalam Rangkaian Elektronika untuk memperkecilkan Arus listrik, Memperkecil Tegangan dan juga dapat memperoleh Nilai Hambatan (Resistansi) yang kita inginkan.
Hal yang perlu diingat dalam perhitungan rumus Hukum Ohm, satuan unit yang dipakai adalah Volt, Ampere dan Ohm. Jika kita menggunakan unit lainnya seperti milivolt, kilovolt, miliampere, megaohm ataupun kiloohm, maka kita perlu melakukan konversi ke unit Volt, Ampere dan Ohm terlebih dahulu untuk mempermudahkan perhitungan dan juga untuk mendapatkan hasil yang benar.

Contoh Kasus dalam Praktikum Hukum Ohm

http://teknikelektronika.com/wp-content/uploads/2014/07/rangkaian-dasar-praktikum-hukum-ohm-TE.jpg 

Kita memerlukan sebuah DC Generator (Power Supply), Voltmeter, Amperemeter, dan sebuah Potensiometer sesuai dengan nilai yang dibutuhkan.


Dari Rangkaian Elektronika yang sederhana diatas kita dapat membandingkan Teori Hukum Ohm dengan hasil yang didapatkan dari Praktikum dalam hal menghitung Arus Listrik (I), Tegangan (V) dan Resistansi/Hambatan (R).

Menghitung Arus Listrik (I)

Rumus yang dapat kita gunakan untuk menghitung Arus Listrik adalah I = V / R
Contoh Kasus 1 :
Setting DC Generator atau Power Supply untuk menghasilkan Output Tegangan 10V, kemudian atur Nilai Potensiometer ke 10 Ohm. Berapakah nilai Arus Listrik (I) ?
Masukan nilai Tegangan yaitu 10V dan Nilai Resistansi dari Potensiometer yaitu 10 Ohm ke dalam Rumus Hukum Ohm seperti dibawah ini :
I = V / R
I = 10 / 10
I = 1 Ampere
Maka hasilnya adalah 1 Ampere.
Contoh Kasus 2 :
Setting DC Generator atau Power Supply untuk menghasilkan Output Tegangan 10V, kemudian atur nilai Potensiometer ke 1 kiloOhm. Berapakah nilai Arus Listrik (I)?
Konversi dulu nilai resistansi 1 kiloOhm ke satuan unit Ohm. 1 kiloOhm = 1000 Ohm. Masukan nilai Tegangan 10V dan nilai Resistansi dari Potensiometer 1000 Ohm ke dalam Rumus Hukum Ohm seperti dibawah ini :
I = V / R
I = 10 / 1000
I = 0.01 Ampere atau 10 miliAmpere
Maka hasilnya adalah 10mA

Menghitung Tegangan (V)

Rumus yang akan kita gunakan untuk menghitung Tegangan atau Beda Potensial adalah V = I x R.
Contoh Kasus :
Atur nilai resistansi atau hambatan (R) Potensiometer ke 500 Ohm, kemudian atur DC Generator (Power supply) hingga mendapatkan Arus Listrik (I) 10mA. Berapakah Tegangannya (V) ?
Konversikan dulu unit Arus Listrik (I) yang masih satu miliAmpere menjadi satuan unit Ampere yaitu : 10mA = 0.01 Ampere. Masukan nilai Resistansi Potensiometer 500 Ohm dan nilai Arus Listrik 0.01 Ampere ke Rumus Hukum Ohm seperti dibawah ini :
V = I x R
V = 0.01 x 500
V = 5 Volt
Maka nilainya adalah 5Volt.

Menghitung Resistansi / Hambatan (R)

Rumus yang akan kita gunakan untuk menghitung Nilai Resistansi adalah R = V / I
Contoh Kasus :
Jika di nilai Tegangan di Voltmeter (V) adalah 12V dan nilai Arus Listrik (I) di Amperemeter adalah 0.5A. Berapakah nilai Resistansi pada Potensiometer ?
Masukan nilai Tegangan 12V dan Arus Listrik 0.5A kedalam Rumus Ohm seperti dibawah ini :
R = V / I
R = 12 /0.5
R = 24 Ohm
Maka nilai Resistansinya adalah 24 Ohm